Sabtu, 15 Maret 2014

Bunga abadi :)


Edelweis adalah bunga yang pasti sudah tak asing lagi bagi para penggiat alam bebas mendaki gunung, karena bunga abadi ini saat ini hanya mampu tumbuh dan besar di ketinggian gunung dan memerlukan sinar matahari penuh. Bunga cantik ini memang akrab dengan para pendaki dan mengilhami banyak orang melalui keindahan dan keabadian yang ditampilkannya. Tak heran kalau bunga ini disebut sebagai bunga abadi, karena mekar dalam waktu yang cukup lama.


Bunga edelweis asli atau yang sering disebut dengan Everlasting Flower sebenarnya adalah bunga Leontopodium yang hanya ada di pegunungan alpen, bukan bunga Edelweis Jawa atau Anaphalis javanica. Tapi apa daya sudah terlanjur, karena bunga ini yang sebenarnya bunga adalah serbuk kuning yang dalam waktu 1 - 3 hari setelah mekar akan rontok dan menyisakan kelopak bunganya saja.

Kelopak bunga yang tahan lama inilah yang sering 'dicolong" oleh para pendaki gunung. Dan mereka pun akhirnya kecolongan karena hanya membawa kelopak bunga abadi. Bunga Edelweiss merupakan spesies tanaman berbunga endemik yang banyak ditemukan di daerah pegunungan di Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.

Bunga Edelweiss yang menyukai sinar matahari penuh ini dalam ukuran dewasa dapat mencapai 8 meter tingginya, tapi pada umumnya hanya mencapai tinggi kurang dari satu meter. Bunga edelweiss umumnya terlihat antara bulan April – Agustus, dimana pada sekitar akhir Juli – Agustus merupakan fase mekar terbaiknya.

Bunga Edelweiss ( Anaphalis javanica ) sangat popular dikalangan wisatawan. Bunga ini dikeringkan dan dijual sebagai souvenir. Kondisi ini menyebabkan spesies tanaman ini mengalami kelangkaan . Di wilayah gunung Bromo – Tengger Jawa Timur, tanaman ini dianggap punah. Jumlahnya yang terus menurun membuat tanaman ini termasuk yang dilindungi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango , Jawa Barat. Larangan untuk memetik bunga ini terpampang jelas, namun kerap kali pemetikan bunga Edelweiss sulit dihindarkan dari tangan - tangan jahil yang mencoba menyelundupkan bunga tersebut.

Kabar gembiranya, bunga Edelweis Jawa ( Anaphalis Javanica ) ini sudah banyak dibudidayakan oleh para petani di daerah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Para petani ini membudidayakannya dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya serta ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, pada tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH ( keasaman tanah ) antara 4 - 7.

Kemauan dan kesadaran yang gigih dari kita untuk membuat Edelweis tetap menjadi bunga abadi dan tumbuh di alamnya. Biarkan dia disana untuk menyambut para pendaki dengan indahnya. Jaga Edelweis dari hati.


Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m.

Di balik keindahan dari bunga edelweis ternyata tersimpan sebuah mitos, dimana bagi yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya akan abadi. Tidak sedikit para pencinta yang menjadikan bunga abadi ini menjadi salah satu hadiah spesial bagi pasangannya. Konon, hal itu dimaksudkan agar cintanya abadi.



Mmm.., kalau bicara mengenai mitos memang susah, meskipun terkadang itu tidak masuk akal. Tapi di lain sisi, ketika posisi kita telah menjadi korbannya, justru sebaliknya, “Mitos mampu mengalahkan sebuah logika dan keyakinan”. Nggak percaya? Coba deh tanyain ke teman-teman kamu mengenai hal ini. Atau mungkin diantara kamu memiliki cerita tersendiri mengenai mitos ini.

Siapa yang nggak tahu bunga edelweis, atau banyak orang yang memberikan istilah dengan bunga abadi. Kalau dilihat dari bentuknya bunga ini sangat cantik, dan di balik kecantikannya itu tersimpan makna ataupun mitos yang cukup banyak mempercayainya. Butuh perjuangan untuk mendapatkannya, karena bunga yang satu ini biasanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung.

Oleh karena itu kamu bisa membayangkan betapa susahnya untuk bisa memetik si bunga abadi ini. Orang bilang, “Untuk mendapatkan bunga edelweis yang indah, maka semakin besar resiko yang dihadapi”, karena nyawa adalah tantangannya. Mengingat bahwa bunga edelweis telah menjadi bunga yang langka dan dilindungi, razia juga salah satu resiko yang harus ditanggung.

Tapi.., fenomena yang ada sekarang ini justru mengharuskan kita agar dapat bijaksana dan membuat benang merah agar bunga edelweis tetap ada sebagai pelepas dahaga jika seandainya suatu saat kita berdiri di sebuah puncak yang tinggi, dimana sekeliling kita adalah hamparan bunga abadi ini. Save Edelweis!


So, kalau pacar kamu bertanya, “Kenapa kamu (tiba-tiba) nggak suka bunga edelweis? Bukankah itu bunga abadi yang bisa membuat cinta kita abadi seperti bunga edelweis?”. Cari alasan lain aja deh, yaa.. mungkin kamu bisa bilang, “Bunga itu terlalu indah untukku..”, “Aku gak tega melihatnya, karena hanya bunga ini puncak dan lembah di pegunungan menjadi indah..”, atau, “Cinta kita akan lebih indah dan abadi jika kamu memberikan bunga bank..”. Bagi yang percaya bahwa bunga edelweis bisa membuat cinta kamu abadi, akan lebih bijaksana kalau kamu justru membiarkan bunga itu tumbuh dan abadi sesuai pada tempatnya.

Kamu tidak akan pernah mendapatkan cinta abadi (dari sekuntum bunga abadi), tapi adalah cinta sejati (juga bukan dari sekuntum bunga Edelweis). Dan kamu justru tidak akan mendapatkan keduanya jika kamu tidak meyakini bahwa yang sedang kamu rasakan.

sumber :

http://www.belantaraindonesia.org/2010/12/tentang-edelweis.html
http://nova-retro.blogspot.com/2009/12/mitos-bunga-edelweis.html

Asal Muasal Sepeda

Asal usul sepeda


                                  

                         


Sejarah sepeda bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang pada masa itu untuk berjalan.

Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais. Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya.
Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817. Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada.

James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.
Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya.
Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama. Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan.
Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan. Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Prancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda. Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat “primitif”. Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.

Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.

Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan “mesin” khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah “berani” menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Prancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Prancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang. Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang). Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
                          

Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Kini, sepeda punya beragam nama dan model. Ada sepeda roda tiga buat balita, sepeda mini, “sepeda kumbang”, hingga sepeda tandem buat dikendarai bersama. Bahkan olahraga balap sepeda mengenal sedikitnya tiga macam perangkat lomba. Yakni “sepeda jalan raya” untuk jalanan mulus yang memiliki sampai 16 kombinasi gir yang berbeda, “sepeda track” dengan hanya 1 gigi serta “sepeda gunung” yang memiliki 24 gigi.
sumber : http://hermawayne.blogspot.com

arti dari lambang farmasi

Arti Lambang Farmasi "Bowl of Hygieia"


Pernah terlontar pertanyaan iseng dari temanku yang bukan anak farmasi." Eh sis kenapa sich lambang farmasi itu ular yang melilit pada mangkuk?". Hmm,,aku pun termenung sambil berpikir " Wah, Kenapa ya? Heran selama ini hal tersebut tidak pernah mengusik pikiranku, aku terbiasa menerima hal itu memang sudah begitu adanya". Lantas akupun menjawab sekenanya "Yah,mungkin karena ular itu mengeluarkan bisa yang nantinya ditampung di mangkuk tersebut. Lalu bisa ular tersebut dapat digunakan sebagai obat. Seperti halnya obat,Bisa ular dapat bersifat sebagai obat maupun sebagai racun tergantung takarannya". Temanku pun menjawab "Oh begitu yaa". Namun sebenarnya aku masih belum puas dan yakin dengan jawabanku. Maka aku pun mencari informasi lebih lanjut mengenai hal itu.





Setelah berselancar ria di internet, aku menemukan bahwa ternyata lambang farmasi tersebut merupakan patung yang menggambarkan dewi Yunani-Hygieia-sedang memegang mangkuk dengan ular jinak yang mengitarinya dan seolah minum dari mangkuk tersebut. Hygeia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi yang merupakan seorang anak dari Asclepius (Dewa pengobatan dan penyembuhan dalam mitologi yunani). Beberapa orang berpendapat bahwa mangkuk Hygeia dan ular merupakan simbol keseimbangan alam di muka bumi. Ular menggambarkan pasien yang bebas memilih untuk mengobati dirinya sendiri atau tidak. Menurut kepercayaan Yunani kuno, ular yang melilit pada mangkuk menggambarkan kebijaksanaan dan kesembuhan. Hal ini dikarenakan ketika orang mati akan berada pada alam baka yang entah baik atau buruk dan ular dipercaya bisa berkomunikasi dengan orang mati tersebut. Bahkan ular juga dipercaya bisa membawa jiwa orang yang telah meninggal untuk membantu kehidupan.


by : http://siskhana.blogspot.com

Bahagia kita yang ciptakaan


 http://sonny2729.files.wordpress.com/2013/05/540865_140033772832811_247873676_n1.jpg

Agar Selalu Bahagia - 
 Alkisah, Seorang pemuda mendatangi  ‘orang bijak’
Lalu Dia menyampaikan maksud dan tujuannya.
"Saya menempuh perjalanan jauh ini
untuk menemukan cara membuat diri sendiri
selalu merasa bahagia, sekaligus membuat orang lain selalu gembira."
Sambil tersenyum bijak, orang itu berkata,

"Anak muda, orang seusiamu punya keinginan begitu,
sungguh tidak biasa. Baiklah, aku akan memberimu empat kalimat. Perhatikan baik-baik ya..."
"Pertama, anggap dirimu sendiri seperti orang lain!
apakah kamu mengerti kalimat pertama ini?
Coba pikir baik-baik dan beri aku pengertianmu tentang hal ini."
Si pemuda menjawab, "Jika bisa menganggap diri saya seperti orang lain,
maka saat saya menderita, sakit dan sebagainya, dengan sendirinya perasaan sakit itu akan jauh berkurang.
Begitu juga sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar biasa,
dengan menganggap diri sendiri seperti orang lain,
maka kegembiraan tidak akan membuatku lupa diri. Betulkah begitu?"
Dengan wajah senang, orang bijak itu mengangguk-anggukkan kepala
dan melanjutkan kata-katanya.
"Kalimat kedua, anggap orang lain seperti dirimu sendiri!"
Pemuda itu berkata, " Dengan menganggap orang lain seperti diri kita,
maka saat orang lain sedang tidak beruntung, kita bisa berempati,
bahkan mengulurkan tangan untuk membantu.
Kita juga bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang lain.
Berjiwa besar serta penuh toleransi.
Dengan raut wajah makin cerah,
orang bijak itu kembali mengangguk-anggukkan kepala. Ia berkata,
"Lanjut ke kalimat ketiga. Perhatikan kalimat ini baik-baik,
anggap orang lain seperti mereka sendiri!"
Si anak muda kembali mengutarakan pendapatnya,
"Kalimat ketiga ini menunjukkan bahwa kita
harus menghargai privasi orang lain,
menjaga hak asasi manusia dengan sama dan sejajar.
Sehingga, kita tidak perlu saling
menyerang wilayah dan menyakiti orang lain.
Tidak saling mengganggu.
Setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri.
Bila terjadi ketidakcocokan atau perbedaan pendapat,
masing-masing bisa saling menghargai."
Kata orang bijak itu,
"Bagus, bagus sekali!
Nah, kalimat keempat: anggap dirimu sebagai dirimu sendiri!
Aku telah menyelesaikan semua jawaban atas pertanyaanmu.
Kalimat yang terakhir memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa.
Karena itu, renungkan baik-baik."
Pemuda itu tampak kebingungan. Katanya,
"Setelah memikirkan keempat kalimat tadi,
saya merasa ada ketidakcocokan, bahkan ada yang kontradiktif.
Bagaimana caranya saya bisa merangkum keempat kalimat tersebut menjadi satu?
Dan, perlu waktu berapa lama untuk mengerti semua kalimat itu
sehingga aku bisa selalu gembira dan sekaligus
bisa membuat orang lain juga gembira?"
Spontan, orang Bijak itu menjawab, "Mudah sekali.
Coba renungkan dan gunakan waktumu seumur hidup
untuk belajar dan mengalaminya sendiri."
Begitulah, si pemuda melanjutkan kehidupannya dan akhirnya meninggal.
Sepeninggalnya, orang-orang sering menyebut namanya dan membicarakannya.
Dia mendapat julukan sebagai:
"Orang bijak yang selalu gembira
dan senantiasa menularkan kegembiraannya
kepada setiap orang yang dikenal."
Sahabat.....
Sebagai makhluk sosial, kita dituntut
untuk belajar mencintai kehidupan
dan berinteraksi dengan manusia lain di muka bumi ini.
Selama kita mampu menempatkan diri,
tahu dan mampu menghargai hak-hak orang lain,
serta mengerti keberadaan jati diri sendiri di setiap jenjang proses kehidupan,
maka kita akan menjadi manusia yang lentur.
Dengan begitu, di mana pun kita bergaul dengan manusia lain,
akan selalu timbul kehangatan, kedamaian, dan kegembiraan.
Sehingga, kebahagiaan hidup akan muncul secara alami...
Sahabat....
"A man must learn to understand the motives of human beings,
their illusions, and their sufferings."
Cintailah apapun bidang yang kamu tekuni sekarang,
niscaya kesuksesan akan datang pada kamu, Bismillah..
Arti kehidupan adalah belajar menjalani
peran sebagai diri sendiri. manusia seringkali
berusaha menjadi orang lain dalam hidupnya.
ada yang hidupnya sibuk dengan penilaian orang lain terhadapnya.
ada yang tidak peduli sama sekali dengan lingkungan sekitar.
jika manusia menjadi dirinya sendiri
(bukan menjadi seperti orang lain)
dia pasti akan menyayangi diri sendiri.
lalu melihat orang lain seperti dirinya yang akan selalu dihargai..
"Bila kita memandang diri kita sendiri kecil,
dunia akan tampak sempit dan tindakan pun akan menjadi kerdil,
namun bila kita memandang diri kita besar, dunia terlihat luas,
dan kita akan melakukan hal hal penting dan berharga.
tindakan adalah cermin bagaimana melihat dunia,
sementara dunia tak lebih luas dari pemikiran anda tentang diri kita sendiri,
itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri,
agar bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan kebaikan
yang ada dalam pikiran kita, padahal dunia tak butuh penilaian apa apa dari kita,
ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat, menggemakan apa yang ingin kita dengar,
bila takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri sendiri.
maka bukan soal apakah kita berprasangka positif
atau negatif terhadap diri sendiri, melampaui diatas itu,
kita perlu jujuur melihat diri sendiri apa adanya,
dan dunia pun menampakkan realitanya
yang selama ini tersembunyi di balik penilaian penilaian kita.
 
 
 by :http://artikelmotivasi-islami.blogspot.com
 

Jumat, 14 Maret 2014

sebuah film gambaran dari negri ini "Alangkh lucunya negri ini "

Alangkah Lucunya Negeri Ini (sinopsis)

Alangkah Lucunya Negeri ini, sebuah film karya anak bangsa bercerita mengenai realita kaum marginal di Indonesia. Cerita diawali dengan adegan seorang pemuda yang merupakan sarjana managemen yang melamar pekerjaan di berbagai perusahaan namun ditolak. Namanya adalah Muluk, seorang anak dari penjahit yang bernama Haji Makbul. Sebenarnya Muluk berniat melamar Rahma, anak Haji Sarbini. Namun karena Muluk merupakan pengangguran, Haji Makbul masih belum menyetujui pernikahan mereka. Disaat yang sama Muluk memiliki saingan bernama Jupri yang menyukai Rahma. Jupri bercita-cita ingin menjadi anggota DPR. Dandanannya necis menggunakan seragam safari dan laptop setiap berkunjung ke rumah Rahma.

Pada suatu siang hari ketika melintasi pasar dikala mencari pekerjaan, Muluk memergoki seorang anak kecil mencopet dompet. Dikejarnya anak itu dari belakang lalu ditangkapnya,”Heyy enak banget lo nyuri dompet orang! Lo gak sadar orang tu susah-susah mencari duit tapi lo ambil seenaknya begini!”,ujar Muluk. “Yah, namanya juga pencopet, Bang. Buat makan…”,jawab pencopet sekenanya. Seketika pencopet tersebut pun berhasil melepaskan diri dari dekapan Muluk dan berlari bersama dompet curiannya. Belum juga mendapat pekerjaan, Muluk berniat beternak cacing untuk mendapatkan penghasilan. Banyak teman-temannya yang menertawakan ide tersebut,”Gile Luk, kenape lo gak sekalian beternak buaya ato cicak gitu sekalian!”.

Pada suatu hari dipasar, Muluk bertemu dengan pencopet yang dulu dipergokinya dipasar. Setelah terlibat percakapan, Muluk pun minta dibawa ke bos pencopet yaitu Jarot. Muluk sebagai seorang sarjana managemen menawarkan klausul kerjasama dengan Jarot dan anak buah pencopet lainnya. Muluk ingin pada suatu saat mereka berhenti menjadi pencopet dan dapat mencari nafkah dengan halal. Muluk menawarkan program pemberdayaan meliputi pendidikan dan agama serta rencana pengelolaan bisnis jangka panjang. Namun sebagai gantinya Muluk meminta jatah 10% dari pendapatan hasil copet. Jarot setuju. Tantangan datang silih berganti karena anak-anak pencopet tersebut memiliki resistensi terhadap Muluk. “Jah, ngapain gw disuruh belajar segala! Dari dulu nyopet udah enak!”, keluh Kampret, salah seorang copet. Untuk memaksimalkan program tersebut, Muluk mengajak temannya yaitu Pipit dan Samsul. Pipit merupakan anak dari Haji Rahmat yang kerjaannya setiap hari mencari peruntungan dengan mengikuti kuis-kuis di televisi. Sedangkan Samsul merupakan sarjana pendidikan yang setiap hari bermain gaplek bersama teman-temannya di pos kamling. Adapun Samsul dan Pipit diupah dari gaji 10% hasil copetan yang didapat Muluk. Pipit dengan sabar mengajari mengaji, sholat sedangkan Samsul mengajari membaca. Lambat laun anak-anak menerima kehadiran Muluk, Pipit dan Samsul. Dan pada akhirnya Muluk dkk menyampaikan kepada anak-anak pencopet untuk berhenti mencopet dan beralih menjadi pengasong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Muluk menyediakan 6 set peralatan mengasong. Lambat laun Haji Makbul, ayah Muluk dan Haji Rahmat ayah Pipit penasaran dengan apa yang dilakukan anak-anak mereka selama ini. Alangkah terkejutnya mereka ketika ternyata selama ini uang pendapatan anak-anak mereka berasal dari hasil copet. Mereka pun menangis selama ini makanan yang mereka makan berasal dari uang haram. Akhirnya Muluk, Pipit dan Samsul menyatakan berhenti meneruskan program mereka. Anak-anak pencopet tergugah atas usaha Muluk selama ini.

Sebagian dari mereka memutuskan untuk menjadi pengasong walaupun pendapatan yang bakal mereka terima kecil. Namun tantangan terus datang menerpa. Mereka harus terus berlari dan bersembunyi dari operasi pamong praja dijalanan. Muluk yang melihat anak-anak tersebut dikejar-kejar pun marah kepada Pamong Praja.

“Lari kalian semua! Ayo tangkap saya! Tangkap saya! Saya yang menyuruh mereka mengasong! Mereka hanya mencari rezeki yang halal dan hanya itu yang mereka bisa!”.

“Ini aturan! Dilarang mengasong dijalanan!”, balas petugas.

“Kalian merasa tergangggu dengan ulah para pengemis dan pencopet tapi kalian tiadk terganggu dengan ulah para koruptor!?! Seharunya kalian tangkap para koruptor yang sudah memiskinkan negeri ini! Memiskinkan kalian! Memang itu bukan tugas kalian, tapi setidaknya kalian punya rasa belas kasihan! Mereka hanya mencari rezeki yang halal! Biarkan mereka yang miskin mencari rezeki yang halal!”

Akhirnya Muluk ditangkap petugas. Dari kejauhan, anak-anak pengasong terharu menitikkan air mata seiring dengan kepergian mobil yang membawa Muluk pergi.

Fakir miskin dan anak-anak terlantar diperlihara oleh negara

Pasal 34 ayat (I) UUD 1945



moko 21

Surga laut WAKATOBI INDONESIA





                   

Taman Nasional Wakatobi : Surga Bawah Laut Yang Menakjubkan

Tahukah Anda bahwa Indonesia memiliki salah satu surga bawah laut paling indah di dunia? Surga bawah laut tersebut dikenal dengan Taman Nasional Wakatobi yang terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kota Wakatobi adalah Wangi-Wangi. Kabupaten Wakatobi terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangiwangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko.


Tips
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Taman Nasional Wakatobi adalah dari bulan April sampai dengan bulan Juni dan Oktober sampai dengan bulan Desember setiap tahunnya.

Transportasi

Anda bisa menggunakan pesawat dari Jakarta menuju Wakatobi dengan tujuan Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kapal langsung ke Wanci di Pulau Wangi-Wangi. Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi. Kapal reguler menuju Pulau Wangi-Wangi berangkat tiap pagi pukul 10 dan akan tiba di tujuan sekitar 10 sampai 12 jam
Taman Nasional Kepulauan Wakatobi merupakan keindahan alam perairan yang sangat menakjubkan. Keindahan darat dan bawah lautnya akan memuaskan mata, menyegarkan hati dan pikiran Anda serta menambah pengalaman Anda mengenai kehidupan bawah laut. Beberapa kegiatan yang pasti bisa Anda lakukan di sini mulai dari menyelam, snorkeling dan berenang untuk melihat gugusan terumbu karang yang inda
Tampilkan Lebih
Lihat dalam Peta


Aktivitas Terkait

Diving & Snorkeling
 Rumah bagi seperempat kehidupan laut dunia, Kepulauan Indonesia termahsyur akan diving kelas dunia dan keindahan bawah laut yang memukau. Selami dan...


sumber :  www.wakatobipatunoresort.com

Nyanyiaan anak pesisir







NYANYIAN ANAK PESISIR
                  


Akulah
karang kukuh
yang angkuh,
di ujung semenanjung cita-cita,
yang menepiskan
camar-camar merayu.
Jiwaku adalah lautan luas
yang dalam
tenang
tapi tak pernah diam
mengaduk dosa, derita dan cinta
dalam kecamuk
gelombang ombak kebebasan,
lalu menghempaskannya
ke sepanjang pantai
teluk ketabahan,
dan nyiur melambai
adalah hatiku yang berlagu.
Akulah
karang kukuh
yang angkuh
menantang matahari. 
21 moko